Monday, October 22, 2007

Jakarta? Asyik Dah!

Tulisan ini pernah dimuat di Appetite Journey Magazine bulan Juni 2006

Apa yang ada di pikiran Anda ketika menyebut ‘Jakarta’? Panas? Macet? Atau Anda malah terbayang mall besar yang sejuk dan terang, cafe dan club yang seru, atau sedapnya kerak telor dan soto betawi?

Di antara semua hal yang ditawarkan Jakarta, dunia kulinernyalah yang paling menarik bagi saya. Anda benar-benar dapat menemukan segalanya di sini. Mulai dari warung mie godog a la South Mountain (a.k.a. Gunung Kidul) sampai restoran masakan kari otentik gaya South India. Dari restoran fine dining gaya Eropa sampai warung Jepang kaki lima bernama suka-suka.

MonasMakanan khas Betawi juga tidak kalah menariknya. Sebagai ‘tuan rumah‘, masakan Betawi malah seringkali tampil sangat unik. Misalnya saja nasi uduk. Makanan yang sering dianggap ikon kuliner Betawi ini punya dua varian yang sangat berbeda. Versi pertama tampil dengan didampingi lauk kering dan goreng-gorengan yang gurih dan asin. Pada versi kedua, hidangan ini justru diguyur kuah semur jengkol yang manis dan mantap. Jika disandingkan, mungkin Anda tidak akan menduga kalau kedua makanan ini berasal dari satu genre: nasi uduk.

Keunikan juga dapat kita lihat pada pola makan warga Jakarta. Di tengah malam, tukang nasi goreng, roti bakar dan mie rebus justru ramai oleh warga Jakarta yang pulang dugem dari club atau cafe (yang tentunya juga menjual makanan). Tukang ketoprak dan bubur ayam di balik gedung-gedung tinggi tiap pagi ramai melayani pembeli, yang sebagian sebenarnya sudah sarapan di rumah dengan semangkuk sereal dan segelas susu. Pada jam makan siang, sambil ngobrol tentang cara mencegah kolesterol, ngerinya penyakit kanker, dan pentingnya menjaga kesehatan, mereka tetap dapat menikmati pecel lele yang digoreng dalam minyak yang warnanya sudah mirip oli bekas. Warga Jakarta yang terkenal tak sabaran menunggu lampu merah di jalanan, ternyata cukup sabar (baca: terlalu sabar) untuk menunggu beberapa jam demi sepotong brownies asal Bandung, sekotak roti abon, atau sekantung donat super manis!

Nah, sekali lagi, apa yang muncul di pikiran Anda jika ada yang menyebut ‘Jakarta’? Masih terpikir tentang panasnya udara dan macetnya jalan raya? Hal itu memang tak terpisahkan dari kehidupan Jakarta. Tapi Jakarta tak hanya punya panas dan macet, ia juga punya dunia tersendiri dan budaya kuliner yang khas. Dunia yang unik, yang mungkin dapat membuat Anda super bahagia tinggal di Jakarta. Selamet Ulang Taon yee...

No comments: